Kamis, 15 Mei 2014

Laporan lengkap phylum Arthopoda

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter.
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007)
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa. (http://organisasi.org).
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam (http://gurungeblog.wordpress.com)
Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak. Hewan arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata, penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya.
1.2  Tujuan
1)      Untuk mengetahui dan mengamati habitat Phylum Arthropoda
2)      Untuk mengetahui dan mengamati ciri dan jenis Phylum Arthropoda
3)      Untuk mengidentifikasi Phylum Arthropoda
4)      Untuk mengetahui klasifikasi Phylum Arthropoda
1.3  Rumusan Masalah
1)      Dimanakah habitat Phylum Arthropoda ?
2)      Bagaimana ciri dan jenis Phylum Arthropoda ?
3)      Bagaimana cara mengidentifikasi Phylum Arthropoda ?
4)      Apa klasifikasi dari Phylum Arthropoda ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku. Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000 spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000 m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007)
Arthropoda (dalam bahasa latin, Arthra = ruas , buku, segmen ; podos = kaki) merupakan hewan yang memiliki ciri kaki beruas, berbuku, atau bersegmen.Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya.Tubuh Arthropoda merupakan simeri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata (http://gurungeblog.wordpress.com).
Arthropoda adalah hewan dengan kaki beruas-ruas dengan sistem saraf tali dan organ tubuh telah berkembang dengan baik. Tubuh artropoda terbagi atas segmen-segmen yang berbeda dengan sistem peredaran darah terbuka. Contoh : laba-laba, lipan, kalajengking, jangkrik, belalang, caplak, bangsat, kaki seribu, udang, lalat / laler, kecoa.
Ukuran tubuh Arthropoda sangat beragam, beberapa diantaranya memiliki panjang lebih dari 60 cm., namun kebanyakan berukuran kecil.Begitu pula dengan bentuk Arthropoda pun beragam . Hewan arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, triploblastik selomata, dan tubuhnya bersegmen. Tubuh ditutupi lapisan kutikula yang merupakan rangka luar (eksosketelon). Ketebalan kutikula sangan bervariasi, tergantung dari spesies hewannya. Kutikula dihasilkan oleh epidermis yang terdiri atas protein dan lapisan kitin. Pada waktu serangga mengadakan pertumbuhan, kutikula akan mengalami pengelupasan (Karmana,2007).
Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali, coelom  pada hewan dewasa adalah kecil dan merupakan satu rongga berisi darah dan disebut haemocoel. Klasifikasi antropoda terdiri dari klas crustae, contoh: udang ; klas onychophora, contoh : preparatus ; klas chilopoda, contoh : kelabang ; klas diplopoda, contoh : kelemayar ; klas insecta, contoh : belalang ; klas arachnoidae, contoh : laba-laba ; klas pauropoda, contoh : pauropus dan klas symphyla, contoh : scutigerella. (Muzzarelli,1985 dan Austin,1988).
Udang mempunyai anggota tubuh mirip dayung yang berfungsi dalam ventilasi, dengan cara mendorong arus aliran air di atas insang. Insang bertulang sejati  diventilasi secara kontinu oleh aliran air yang memasuki mulut, lalu masuk melalui celah dalam faring, mengalir diatas insang dan kemudian keluar tubuh. Ventilasi membawa aliran oksigen segar dan membuang karbon dioksida yang di keluarkan oleh insang. Karena air jauh lebih rapat dan mengandung lebih sedikit oksigen persatuan volume dibandingkan dengan udara. Udang mempunyai insang panjang dan berbulu yang ditutupi oleh eksoskeleton. Anggota tubuh khusus akan mendorong air mengalir di atas permukaan insang. (Dall, dkk., 1980).
Serangga adalah hewan-hewan yang bersegmen dengan eksoskeleton berkitin, dan alat-alat tambahan bersegmen. Segmentasi itu tampak jelas secara eksternal. Jumlah jenis dalam filum ini lebih banyak dari jumlah jenis dari semua filum lainnya. Baik laut, air tawar maupun habitat terrestrial didiami oleh serangga. Coelom pada antropoda tereduksi. Hoemocoel merupakan sebagian dari sistem sirkulasi. Jenis kelamin terpisah namun demikian pada jenis-jenis tertentu reproduksi partogenesis merupakan karakteristiknya. Sirkulasi terjadi karena gerakan pulsasi jantung dorsal. Pernapasan dengan trakea selalu dicirikan dengan adanya porus berpasangan pada tiap segmen. (Muzzarelli,1985 dan Austin,1988).
Antropoda adalah filum yang paling besar dalam dunia hewan dan mencakup serangga, laba-laba, udang, lipan dan hewan jenis lainnya. Antropoda bisa ditemukan di laut, air tawar, darat dan lingkungan udara. Termasuk berbagai bentuk simbiosis dan parasit. Hampir dari 90% dari hewan ini adalah antropoda. Antropoda memiliki bebrapa karakteristik yang membedakan dengan filum yang lain yaitu tubuhnya bersegmen, segmen biasanya bersatu menjadi dua atau tiga daerah yang jelas. Anggota tubuh bersegmen berpasangan, simetris bilateral, eksoskeleton berkitin, secara berkala mengalir dan diperbaharui sebagai pertumbuhan hewan.
Dalam bahasa Latin, crusta berarti cangkang. Crustacea disebut juga hewan bercangkang. Telah dikenal kurang lebih 26.000 jenis Crustacea yang paling umum adalah udang dan kepiting. Habitat Crustacea sebagian besar di air tawar dan air laut, hanya sedikit yang hidup di darat. Kelompok ini mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang, serta teritip . Crustacea mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat. Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit dan hidup dengan menumpang pada inangnya (Wikipedia, 2012).
Arthropoda bernapas dengan insang, trakea, atau paru-paru buku.Sisa metabolisme berupa cairan dikeluarkan oleh organ ekskresi yang disebut saluran/tubula Malpighi, kelenjar ekskresi, atau keduanya.Sistem sirkulasi Arthropoda bersifat terbuka.Sistem sirkulasi terdiri dari jantung, pembuluh darah pendek, dan ruang disekitar organ tubuh yang disebut sinus atau hemosol.Darah Arthropoda disebut juga hemolimfa. (Dall, dkk., 1980).
BAB III
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Waktu             : 09.00 - Selesai WITA
Tempat            : Daerah pusentasi (pusat laut) Kec. Banawa Tengah Kabupaten 
                           Donggala
3.2 Alat dan Bahan
            Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut :
a.      Alat                                                                 b. Bahan
§  Thermometer                                                   - Formalin 70%
§  Salinometer                                                     - Alkohol 70%
§  Do meter                                                         - Air
§  Sarung tangan                                                 - Sampel Phylum porifera
§  Snar kecil
§  Toples
§  Ember
§  Kertas tebal
§  Alat tulis menulis
3.3  Prosedur Kerja
1.      Menyiapkan Alat dan Bahan
2.      Mengobservasi keadaan fisik kimia lingkungan pengamatan
3.      Mengamati habitat, ciri-ciri dan bentuk Phylum Arthropoda
4.      Mengambil sampel Phylum Arthropoda
5.      Mengidentifikasi, mengklasifikasikan dan menggambar sampel Phylum Arthropoda yang ditemukan
6.      Memasukan data kedalam tabel hasil pengamatan
7.      Mengawetkan sampel Phylum Arthropoda dengan menggunakan formalin 4% dan air
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tabel 1.1 Kondisi Fisik-kimia Lingkungan
NO
Waktu
Parameter
Suhu
Kelembaban
Salinitas
1
2
3
10.05 – 11.05
11.20 – 12.20
12.35 – 1335

28oC
29oC
28,2oC
83,4%
13,5%
84,8%
6,8
6,8
6,8

Tabel 1.2
Phylum arthropoda ( kelas insecta) pada semut
No
Nama/Gambar
Ket
Klasifikasi
I
Pada air sabun
Semut merah (Monomorium Sp)
 
1. kepala
2. antena
3. kaki
4. badan
5. adomen
Anamalia
artropheda
insecta
furmiridae
furtigonidae

II
Pada air alkohol
Semut hitam besar (Monomorium SP)
1. antena
2. kepala
3. kaki jalan
4. abdomen
Animalia
Artrhopoda
Insecta
Hymrophora
Formicidiae
Nayrmerciae

III
Kelas insecta ( vecurus sp)
1. kaki
2. abdome
3. caput
4. antena
5. Thoroks

Animalia
Arthropoda
Insecta
Orthopetra
Vecustidae
Vecurus
Vecurus SP
                                                                                                                                   
I
Kelas : Crustacea
             (coenobita SP)
1.Capit
2.caput
3. kaki
Kingdom    : Anamalia
Filum          : Artropheda
Kelas           : Crutacea
Ordo            : Dekapoda
Famili          : Coenabitedae
Genus          : Coenabita
Spesies        : Coenabita SP

II
Kelas : Myriopoda
             (Julus teresis)
1.antena
2.kaki
3. caput
4.abdomen
Kingdom     : Animalia
Filum          : Artrhopoda
Kelas           : Myriopoda
Ordo            : Dhipiopoda
Famili          : Julusidae
Genus          : Julus
Spesies        : Julusteresis


III
Kelas : Arochnoiba
             (Heteropoda renatoria)
1.adomen
2.kaki
3.caput
Kingdom     : Animalia
Filum            : arthropoda
Kelas            : arachnidea
Ordo             : araneida
Famili           : heteropodidae
Genus            : heteropoda
Spesies  : heteropoda renatoria




























4.2 Pembahasan
Semut merah (Monomorium Sp)
a. Marfologi
Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
b.      Anatomi semut.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi.
Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Ceonobita sp
a. Morfologi dan Anatomi
Nama ilmiahnya adalah Coenobita sp. Disebut juga dengan kepiting pertapa atau kepiting hermit, karena dia nampak seperti pertapa, dan cangkang keong itu adalah goanya. Orang sering salah kira dengan kelomang ini. Mereka menganggap kepiting hermit ini sebagai keong. Padahal bukan. Kelomang dilahirkan telanjang tanpa cangkang. Dia adalah kepiting Anomura yang hanya memiliki 3 pasang kaki jalan. Sungut pendek atau antenula, terletak diantara matanya, yang digunakan untuk menangkap bau dan mencari makanan. Sedangkan sungut panjangnya atau antena, terletak diluar matanya, yang berfungsi sebagai penyentuh benda.
Saat diangkat dari atas tanah, dia sering berontak, bahkan terkadang bisa melompat keluar dari cangkangnya. Kelomang akan berganti cangkang seiring dengan perkembangan tubuhnya. Dia mencari cangkang baru untuk menggantikan cangkang lamanya di pesisir pantai sekitar mangrove. Dia akan melepaskan cangkan lamanya dan berjalan mundur sambil menyembunyikan karapasnya yang lunak. Di alam, dia akan menggunakan apa saja untuk mengganti cangkangnya, bila dirasakan sudah sempit. Jika tidak segera menemukan cangkang, dia bisa memakai cangkang apa saja seperti bohlam lampu bekas. Kepiting Hermit sangat pemilih dalam menentukan cangkangnya. Dia bisa menghabiskan waktu hingga lebih dari dua jam, hanya untuk melihat-lihat cangkang barunya. Dengan menyentuh menggunakan kaki dan antenanya, dia akan berpindah tempat ke cangkang barunya. Dia harus memastikan, kalau cangkang barunya, kualitasnya jauh lebih baik daripada cangkang lamanya.
B, Sistem Reproduksi dari Coenobita sp
Coenobita sp terjadi kopulasi, beberapa jenis membentuk spermatofora dan betina mempunyai seminal receptacle. Sepasang testis atau ovari terletak dalam thorax, dan memanjang sampai bagian anterior abdomen. Coenobita variabilis memperlihatkan perbedaan jenis jantan dan betina, misalnya hewan jantan lebih kecil daripada yang betina, atau salah satu capit pada jantan besar sekali sedangkan pada betina capitnya kecil, atau jantan mempunyai warna lebih indah.
Membedakan jenis kelamin jantan atau betina, bisa dilihat dari ada atau tidaknya gonopores (keliatan spt titik) yang terletak pada pangkal kaki belakang sebelah dalam (setelah capit, ada 2 pasang kaki yang terliahat, ini maksudnya kaki terliahat yang paling belakang). Kalau ada, berarti betina.  Lalu pada betina, mereka juga memiliki pleopods yang terletak pada perut, fungsinya untuk memegang telur. Jika kita melihat seekor kelomang, kedua alat reproduksi ini tentu saja tidak akan dapat langsung terlihat.
Kepiting Pertapa betina akan melepaskan telurnya di air laut. Telur tersebut akan menetas menjadi zoeae, binatang kecil termasuk plankton dan berenang dalam air laut.  Mereka mengalami beberapa kali molting di dalam air laut sampai akhirnya bermetamorphosis menjadi kelomang darat ukuran sangat micro.  Setelah menjadi kelomang darat, mereka harus mencari cangkang/shell untuk melindungi perut yang lunak.  Mereka akan tumbuh lebih besar melalui proses molting dan mereka akan memerlukan shell yang lebih besar.
Heteropoda renatoria
a. Marfologi
Tak seperti serangga yang memiliki tiga bagian tubuh, laba-laba hanya memiliki dua. Segmen bagian depan disebut cephalothorax atau prosoma, yang sebetulnya merupakan gabungan dari kepala dan dada (thorax). Sedangkan segmen bagian belakang disebut abdomen (perut) atau opisthosoma. Antara cephalothorax dan abdomen terdapat penghubung tipis yang dinamai pedicle atau pedicellus.
Pada cephalothorax melekat empat pasang kaki, dan satu sampai empat pasang mata. Selain sepasang rahang bertaring besar (disebut chelicera), terdapat pula sepasang atau beberapa alat bantu mulut serupa tangan yang disebut pedipalpus. Pada beberapa jenis laba-laba, pedipalpus pada hewan jantan dewasa membesar dan berubah fungsi sebagai alat bantu dalam perkawinan.
Laba-laba tidak memiliki mulut atau gigi untuk mengunyah. Sebagai gantinya, mulut laba-laba berupa alat pengisap untuk menyedot cairan tubuh mangsanya.
c.       Taksonomi
Mata pada  laba-laba umumnya merupakan  mata tunggal (mata berlensa tunggal), dan bukan  mata majemuk seperti pada serangga. Kebanyakan laba-laba memiliki penglihatan yang tidak begitu baik, tidak dapat membedakan warna, atau hanya sensitif pada gelap dan terang. Laba-laba penghuni gua bahkan ada yang buta. Perkecualiannya terdapat pada beberapa jenis laba-laba pemburu yang mempunyai penglihatan tajam dan bagus, termasuk dalam mengenali warna.
Untuk menandai kehadiran mangsanya pada umumnya laba-laba mengandalkan getaran, baik pada jaring-jaring suteranya maupun pada tanah, air, atau tempat yang dihinggapinya. Ada pula laba-laba yang mampu merasai perbedaan tekanan udara. Indera peraba laba-laba terletak pada rambut-rambut di kakinya.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Arthropoda berasal dari bahasa Yunani, yaitu arthro yang berarti ruas dan podos yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas. Tubuh Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks(dada), dan abdomen (perut) yang bersegmen-segmen. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Ciri-ciri umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf berupa sistem saraf tangga tali.
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan selaku praktikan adalah agar praktikan lain membawa lebih banyak alat agar lebih banyak mendapatkan jenis-jenis porifera yang diteliti. Serta lebih teliti dalam pengambilan sampel pada habitat Phylum prorifera.
DAFTAR PUSTAKA

Radiopoetro, 1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusyan, adun.2011.Zoologi invertebrate (teori dan praktik). Alfeta. Bandung.
Slamet Adeng dan Madang Kodri.2008.Zoologi Vertebrata.laboratorium biologi program studi pendidikan biologi FKIP UNSRI.  Indralaya
http://asihnurhayati.blogspot.com/2009/02/morfologi-kepiting.html
http://syaifuleddy.blogspot.com/2008/05/eksistensi-kepiting-di-ekosistem.html
 


1 komentar:

  1. Maksud Dari Arthropoda Terbagi Atas Segmen-Segmen Berbeda Dengan Sistem Peredaran Terbuka apa ya ?

    BalasHapus

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???