Rabu, 12 Maret 2014

Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Perekonomian


Sumberdaya hutan berperan sebagai penggerak ekonomi dapat teridentifikasi daalam beberapa hal, yaitu: pertama, penyediaan devisa untuk membangun sektor lain yang membutuhkan teknologi dari luar negeri; kedua, penyediaan hutan dan lahan sebagai modal awal untuk pembangunan berbagai sektor, terutama untuk kegiatan perkebunan, industri dan sektor ekonomi lainnya; dan yang ketiga, peran kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan hidup dan lingkungan sosial masyarakat. Ketiga bentuk peranan tersebut berkaitan dengan peranan sumberdaya hutan sebagai penggerak ekonomi yang sangat potensial, sangat kompleks dan saling terkait.

Peran SDH tersebut dikarenakan sifat produk SDH, sebagai berikut:

1.    Kayu merupakan produk multiguna, sehingga diperlukan banyak jenis industri dan produk kayu hampir selalu berperan pada setiap tahapan perkembangan teknologi dan perekonomian.
2.    Konsumsi hasil hutan (kayu dan bukan kayu) relatif stabil dan investasi usahanya relatif kecil serta pengembalian modalnya dapat cepat kembali pada areal hutan alam.
3.    Memiliki ”forward lingkage” dan ”backward lingkage” yang kuat terhadap perkembangan sektor ekonomi lainnya.
4.    Mendorong berkembangnya ekonomi pedesaan, karena sifat produk sumberdaya hutan tersebar dan volume produksinya besar, biaya angkut tinggi, sehingga dapat menciptakan kegiatan ekonomi di permukiman dekat kawasan hutan.
5.    Industri hasil hutan relatif lebih muda didirikan, biasanya tidak memerlukan input teknologi tinggi dan skala usaha tidak terlalu besar.

Beberapa peranan sumberdaya hutan dalam menggerakkan perekonomian suatu negara atau wilayah/daerah berikut ini.

1. Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penghasil Devisa
 
Peranan sumberdaya hutan sebagai penghasil devisa sangat penting untuk perbaikan ekonomi makro dan perdagangan global. Peranan hasil hutan selalu lebih tinggi untuk menghasilkan devisa, terutama pada negara yang baru berkembang dan berbasis pada sumberdaya, karena hutan pada awal perkembangan ekonomi suatu negara sangat mudah dipanen (biaya eksploitasinya rendah. Meskipun berada terjadi penurunan kinerja untuk industri kehutanan tertentu, secara umum sektor kehutanan periode sepuluh tahun terakhir (1995 – 2004) telah berhasil memberikan kontribusi signifikan bagi perolehan devisa. Dari sisi nilai, fluktuasi kontribusi devisa sektor kehutanan terjadi karena terdapat industri kehutanan yang menurun (baca: plywood), sementara industri kehutanan seperti meubel, kayu olahan, serta pulp dan kertas terus mengalami peningkatan. Sedangkan dari sisi prosentase terhadap total devisa, kontribusi sektor kehutanan memang cenderung terus menurun.

Fakta kedua yang mencerminkan kinerja sektor kehutanan dalam perolehan devisa adalah kemampuan sektor kehutanan dalam menyerap investasi. Sejak mulai dilakukan pengusahaan hutan dan industri kehutanan, sektor kehutanan telah berhasil menyerap total investasi senilai US$ 27,77 milyar. Tertinggi adalah investasi dalam industri pulp dan kertas yang mencapai nilai US$ 16 milyar (58%), diikuti investasi kayu lapis dan HPH masing-masing senilai US$ 3,3 (12%) dan US$ 3,28 milyar (12%), investasi HTI senilai US$ 3,00 milyar (11%), kayu gergajian dan kayu olahan senilai US$ 1,03 milyar (4%), meubel senilai US$ 0,80 milyar (3%) perekat dan kerajinan masing-masing senilai US$ 0,19 milyar (1%) dan US$ 0,17 milyar (1%). Dengan besaran nilai investasi tersebut, jelas sektor kehutanan merupakan asset nasional yang harus dirawat dan dijaga sekaligus diupayakan pengembangannya (Nugraha dan Rudiantoro,2008).

2. Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Sektor Ekonomi Lainnya
 
Sebagai penggerak sektor ekonomi lainnya, maka hasil hutan memberi dukungan modal bagi pembangunan infrastruktur industri dalam negeri dan untuk penyediaan teknologi yang berasal dari impor. Dukungan lainnya adalah banyak kegiatan yang dibiayai langsung dari hasil kayu tebangan untuk mendorong kegiatan perkebunan, sebagai hasil konversi hutan.
Produk hasil hutan , baik berupa kayu maupun bukan kayu, adalah merupakan bahan baku industri, yang mendorong berkembangnya industri dan jasa (pengangkutan dan pemasaran).
Untuk mengetahui peranan sektor kehutanan terhadap sektor ekonomi lainnya dapat analisis input-output. Hasil penelitian Haman (2007) tentang peranan sektor kehutanan pada pedesaan hutan di wilayah pemukiman Kassi Kabupaten Gowa dengan menggunakan analisis input-output

3. Peranan Sumberdaya Hutan dalam Penyediaan Lapangan Kerja

Sumberdaya hutan sangat penting artinya dalam mendorong tersedianya lapangan kerja, karena sektor kehutanan memiliki banyak lapangan usaha antara lain:
1.    Kegiatan penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan.
2.    Kegiatan pemanenan hasil hutan (penebangan dan pengangkutan)
3.    Kegiatan dalam industri hasil hutan meliputi industri penggergajian, industri pulp dan kertas, industri wood working, industri plywood, industri gondorukem, dan industri-industri yang bahan baku utamanya dari hasil hutan seperti gula aren.
4.    Kegiatan jasa sektor kehutanan antara lain perdagangan hasil hutan, rekreasi hutan, transportasi, pendidikan dan jasa konsultan pembangunan sektor kehutanan.
Peranan Sektor Kehutanan di Indonesia dalam penyerapan tenaga kerja diperkirakan mencapai jumlah 21,5 juta orang. Masing-masing 15,09 juta orang di kawasan hutan produksi, 4,31 juta di kawasan suaka alam dan pelestarian alam. Sementara perkiraan jumlah tenaga kerja langsung pada kegiatan pengusahaan hutan alam seluas 15,6 juta hektar mencapai 4,56 juta orang kerja, yang terdiri dari kegiatan pembangunan hutan tanaman industri (HTI) seluas 5 juta hektar dibutuhkan tenaga kerja 2,5 juta orang kerja. Selain di hutan produksi, kegiatan ekonomi di kawasan taman wisata seluas 300 ribu hektar membutuhkan 60 ribu orang kerja. Sedangkan kegiatan pada hutan lindung dan kawasan konservasi seluas 39 juta hektar membutuhkan tenaga kerja sekitar 3,9 juta orang kerja.

4. Peranan Sumberdaya Hutan dalam Meningkatkan Pendapatan Nasional
 
Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari sektor kehutanan saat ini mengalami penurunan dibandingkan pada awal pembangunan Indonesia. Angka ini sangat kecil dari seharusnya karena kelebihan perhitungan PDB (Produk Domestik Bruto), dimana:
1.    PDB hanya menghitung nilai uang (nilai pasar), tidak menghitung intangible benefit seperti fungsi sumberdaya hutan dalam pengaturan tata air, pencegah erosi dan penyerapan karbon.
2.    PDB tidak melihat keterkaitan /dampak positif dari sektor kehutanan ke sektor lain seperti dampak terhadap peningkatan sektor industri dan pertanian sawah irigasi.
Peranan sektor kehutanan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap tingkat pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di berbagai daerah di Indonesia. Beberapa daerah seperti Riau, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur dan Papua sektor kehutanannya memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap nilai PDRB yang dicapai. Artinya peran sektor kehutanan sangat besar bagi pertumbuhan ekonomi wilayah yang bersangkutan. Sementara Kalimantan Selatan, Yogyakarta, Maluku Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Jambi sektor kehutanan di daerahnya memiliki sumbangan yang cukup besar bagi nilai PDRB. Hal ini penting untuk dikemukakan karena masih terdapat pemikiran sekaligus analisa yang cenderung menyesatkan di sebagian kalangan, dimana secara nasional PDRB agregat yang dihasilkan sektor kehutanan relatif kecil. Akibatnya timbul simplifikasi bahwa upaya pengembangan dan pembangkitan sektor kehutanan dirasa tidak penting. Padahal, peran sektor kehutanan di daerah- daerah tertentu yang menyumbangkan PDRB signifikan sangatlah besar kontribusinya bagi pertumbuhan ekonomi regional, utamanya devisa, pajak serta penyerapan tenaga kerja. Dipastikan, kegagalan mempertahankan bahkan membangkitkan kembali peran sektor kehutanan akan berdampak sangat buruk terhadap kondisi sosial ekonomi regional.

Di samping itu, produk-produk sektor kehutanan memiliki rasio keunggulan komparatif yang lebih tinggi dibandingkan produk-produk lain di dalam negeri. Antara lain dibandingkan dengan produk tekstil, produk kulit, pakaian jadi maupun makanan olahan. Selain unggul dibanding produk lain di dalam negeri, untuk produk sejenis di Asia Tenggara, produk kayu dan produk sektor kehutanan indonesia memiliki struktur keunggulan komparatif yang lebih baik.

5. Peranan Sumberdaya Hutan dalam Pelayanan Jasa Lingkungan

Peranan kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan diberikan oleh keberadaan sumberdaya hutan sebagai perlindungan plasma nutfah, keanekaragaman hayati, dan nilai-nilai estetis yang potensial bernilai ekonomi apabila dapat dikelola dengan baik. Pengembangan perekonomian pariwisata terutama ekowisata sangat dipengaruhi oleh bentang alam, keindahan dan kekhasan sumberdaya hutan. Peranan sumberdaya hutan ini tidak menghasilkan langsung nilai uang, tetapi menghasilkan nilai uang bagi sektor pariwisata. Di masa depan peranan jasa lingkungan berupa perbaikan tata air, pembersih udara, nilai estetika mempunyai peranan yang sangat besar dalam keberlanjutan ekonomi jangka panjang.
Sekian dan terima kasih…




0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:

Posting Komentar

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???