Sabtu, 20 Oktober 2012

laporan praktikum fisiologi tumbuhan PEMISAHAN PIGMEN FOTOSINTETIK DENGAN KROMATOGRAFI KERTAS

I.    PENDAHULUAN
1.1        Latar Belakang 
Imbibisi merupakan peyusupan atau peresapan air kedalam ruang antar dinding sel, sehingga sehingga dinding selnya akan mengembang.  Misalnya masuknya air pada biji saat berkecambah dan biji kacang hijau yang direndam dalam air beberapa jam.  Perkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah, udara maupun media lainnya.  Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang disebut tahap imbibisi.  Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baik dari tanah maupun dari udara (dalam bentuk uap air atau embun), sehingga yang terjadi membesarnya ukuran biji karena sel-sel embrio membesar dan biji yang melunak (Anonim, 2009).
Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban.  Contohnya penyerapan air oleh benih, proses awal perkecambahan benih yaitu dengan masuknya air ke dalam benih maka benih akan membesar kemudian kulit benih pecah dan perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih        (Indradewa, 2009).
1.2    Tujuan Dan Kegunaan   
Tujuan dari praktikum Fisiologi Tumbuhan tentang Imbibisi adalah mengetahui pengaruh pada larutan terhadap proses imbibisi pada biji.   Kegunaannya adalah kita dapat mengetahui seberapa besar pengaruh suatu larutan terhadap proses imbibisi pada biji.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1   Botani Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)
Kacang hijau (Phaseolus radiatus) termasuk kacang- kacangan dari famili papilionaceae dan dalam bahasa inggris disebut Mungbean, green gram atau golden gram. Tanman ini berbatang tegak dengan percabangan berasal dari batang utama. Batang bulat dan berbulu dengan warna hijau dan berbulu dengan warna hijau atau ungu. Daunnya trifoliate (daun terdiri dari tiga anak daun), letaknya berseling dan berwarna hijau muda sampai hijau tua.
Bunga berwarna kuning tersusun dalam tandan, muncul pada cabang dan batang dan mampu menyerbuk sendiri. Buah berupa polong berbentuk silindris dengan panjang 6- 15 cm dan umumnya berbulu pendek.  Pada waktu masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna hitam. Biji terdapat dalam polong dan umumnya berwarna hijau, namun ada bebrapa jenis kacang hijau berwarna kuning, coklat atau hitam.
Kacang hijau dapat tumbuh di segala tipe tanah. Lahan yang ideal untuk pertanaman yang ideal untuk pertanaman kacang hijau adalah lahan dengan PH tanah sekitar 5,8 dan banyak mengandung bahan organic. Suhu optimum untuk pertumbuhan kacang hijau berkisar pada 28- 30oC, sehingga sesuai untuk dataran rendah hingga ketinggian 500 M di atas permukaan laut.  Tanaman ini juga cukup toleran terhadap kekeringan dan masih dapat tumbuh baik pada daerah dengan kisaran curah hujan 700-900 mm/th.
Klasifikasi Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L).
Kingdom         :           Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    :           Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi    :           Spermatophyta (Menghasilkan biji)
 Divisi              :           Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
 Kelas              :           Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
 Sub Kelas       :           Rosidae
Ordo                :           Fabales
 Famili             :           Fabaceae (suku polong-polongan)
 Genus             :           Phaseolus
 Spesies           :           Phaseolus radiatus L.
2.2    Imbibisi
Air merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air.  Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktifitas katalisnya.  Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian (Rioardi, 2009).
Imbibisi merupakan penyerapan air oleh imbiban.  Contohnya penyerapan air oleh benih, proses awal perkecambahan benih yaitu dengan masuknya air ke dalam benih maka benih akan membesar kemudian kulit benih pecah                dan perkecambahan ditandai oleh keluarnya radikula dari dalam benih (Indradewa, 2009).
 III.  METODE PRAKTIKUM
3.1    Tempat dan Waktu
Praktikum Fisiologi Tumbuhan modul Imbibisi dilaksanakan di Laboratorium Hortikultura, Fakultas Pertanian, Universitas Tadulako Palu, dan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 27 Oktober 2010, pada pukul 14.00 WITA sampai selesai.
3.2  Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu cawan Petri, timbangan. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu biji kering kacang hijau, larutan NaCl 4,o M; 2,0 M; 1 M;  0,8 M; 0,6 M; 0,4 M, aquades, tissue.
3.3  Cara Kerja
Menyiapkan enam cawan petri dengan kertas saring didalamnya, lalu mengisi cawan petri denga 5 ml larutan NaCl yang disediakan dan aquades sebagai control, selanjutnya menimbang 20 biji kering, kemudian mencatat berat sebagai berat awalnya dan menyimpan cawan selama 48 jam.  Setelah 48 jam mengambil cawan dan menimbangnya kembali sebagai berat kedua, kemudian presentase air yang masuk kedalam biji pada setiap larutan terhadap berat kering mula-mula.
 IV.  HASIL DAN PEMBAHSAN
4.1  Hasil 
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel  5. Perubahan berat biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) yang direndam selama 48 Jam.
Konsentrasi NaCl
Berat awal (g)
Berat akhir (g)
Selisih (g)
% air yang masuk
Kontrol
4,0 M
2,0 M
1,0 M
0,8 M
0,6 M
0,4 M
1,55
1,53
1,55
1,11
1,19
1,38
1,61
1,45
1,44
1,50
1,12
1,21
1,41
1,36
0,1
0,09
0,05
0,01
0,02
0,03
0,25
6,45
5,88
3,33
0,90
1,68
2,17
15,52
4.2  Pembahasan
Dari hasil pengamatan di atas dapat diketahui bahwa pada perendaman biji  Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) dalam larutan NaCl 0,4 M air terjadi proses imbibisi yang cukup tinggi sehingga terdapat selisih yang besar antara berat awal dan berat akhir.  Hal ini disebabkan karena kemungkinan pada konsentrasi ini larutan NaCl memiliki kemampuan melakukan proses imbibisi ke dalam sel biji atau konsentrasi NaCl yang seimbang dengan konsentrasi di dalam biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus).  Hal ini menandakan bahwa terjadi proses imbibisi dalam biji dan juga ditandai dengan tingginya persentase air yang masuk ke dalam biji.  Terutama pada biji yang direndam dengan larutan sukrosa 0,6 M terjadi persentase masuknya air yang sangat tinggi yaitu 0,14 %.
Hasil pengamatan imbibisi pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) sebelum direndam dalam larutan NaCL dengan konsentrasi 4,0 M; 2,0 M; 1,0 M; 0,8 M; 0,6 M; 0,4 M.  dengan berat awal 1,53 gr; 1,55 gr; 1,11 gr; 1,19 gr; 1,38 gr; 1,61 gr.  Setelah direndam dalam larutan NaCL selama 48 jam.  Berat biji pada kacang hijau (Phaseolus radiatus) mengalami perubahan menjadi 1,44 gr; 1,50 gr; 1,12 gr; 1,21 gr; 1,41 gr; 1,36 gr.
Dari pengamatan ini dapat diketahui bahwa berat biji kacang hijau (Phaseolus radiatus) mengalami perubahan berat pada konsentrasi NaCL 2,0; 1,0; 0,8; 0,6 serta penurunan berat pada konsentrasi 4,0 dan 0,4.  Pada biji selalu bertambah berat disebabkan oleh penyerapan air oleh permukaan yang menyebabkan kacang hijau mengembang serta beratnya bertambah setelah menyerap air, selain itu semakin tinggi suatu konsentrasi larutan maka kemampuan biji untuk menyerap suatu larutan akan semakin besar, sehingga air akan semakin cepat bergerak kedalam biji dikarenakan konsentrasi potensial air larutan dalam biji rendah dibandingkan dengan potensial air larutan tersebut sehingga berat biji menjadi bertambah (Anwar, 2008)
Pada pengamatan perendaman biji Kacang Hijau (Phaseolus radiatus) dengan air (kontrol), persentase masuknya air ke dalam biji 0,8 %.  Sehingga dapat disimpulkan bahwa proses imbibisi air ke dalam biji sangat rendah.  Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya daya tarik menarik antara air dengan biji.
  Imbibisi merupakan proses masuknya air karena adanya perbedaan konsentrasi, yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.  Imbibisi pada tumbuhan umumnya terjadi pada proses penyerapan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan khususnya air. 
Air merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air.  Dalam sel, air diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk mengangkutnya, selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis dan air dapat menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan untuk aktifitas katalisnya.   Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat menyebabkan kematian (Rioardi, 2009).
Imbibisi  yaitu  peristiwa meresapnya  air  di antara  partikel  dinding, sehingga dinding selnya mengembang.  Imbibisi terjadi pada benda-benda  yang  permukaannya  terdiri  dari  bagian-bagian  yang  dapat mengikat  molekul  air,  sehingga    bagian-bagian  tersebut  menjadi renggang dan mengembang       (Dara, 2009).
V.     KESIMPULAN DAN SARAN
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1.      Semakin tinggi konsentrasi larutan yang digunakan maka proses imbibisi pada biji tidak akan terjadi.
2.      Proses imbibisi dapat terjadi jika ada gaya tarik menarik antara biji dengan larutan yang digunakan.
5.2  Saran
Saran dari praktikan diharapkan pada praktikum selanjutnya agar dalam pelaksanaan praktikum lebih disiplin dan tepat waktu agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.

0 tinggalkan jejak anda, dengan menanggapi postingan:

Posting Komentar

sehabis membaca, tinggalkan pesan anda ya.. sehingga saya bisa tau respon dari orang-orang yang mampir diblog saya.. ok???